Skripsi Profesionalisme Guru Menurut Al-Ghazali

Saturday, December 8, 2012


al ghazali adalah salah satu ulama terkenal di dunia islam adalah imam al ghazali. ulama yang banyak mengarang banyak buku dan kitab. seperti kitab ihya ulum al din ayyuha al walad dan berbagai kitab lainya. 
al ghozali terkenal sebagai ahli tasawuf di dunia islam, meskipun pada dasarnya dia adalah seorang talent daru berbagai fak ilmu. dia adalah ahli kalam, ahli fikih, dan yang banyak tidak di bicarakan adalah imam alghazali sebagai pendidik. salah satu kitan yang dikarang beliau mengenai pendidikan adalah kitab ayyuhal walad yang menjelaskan bagaimana seorang anak beretika ketika mencari dan mendapatkan ilmu. kitab ini dikupas dari berbagai sisi, seperti psikologis, akhlak, tingkah laku dan lainnya.
skripsi ini adalah sebuah karya ilmiah yang diselesaikan oleh seorang mahasiswa untuk mendapatkan gelar Strata satu dengan mengupas tentang pemikiran imam al ghazali dilihat dari sisi profesionalisme guru menurut ulama islam yang terkenal yaitu imam alghazali.
GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF AL-GHAZALI
(Studi Analisis Kitab Ayyuha al-Walad)

A.  Latar Belakang
Dalam lingkup sejarah, pendidikan telah dilakukan oleh manusia pertama di muka bumi ini, yaitu sejak Nabi Adam. Bahkan dalam al-Quran dinyatakan bahwa proses pendidikan terjadi pada saat Adam berdialog dengan Tuhan. Pendidikan ini muncul karena adanya motivasi pada diri Adam serta kehendak Tuhan sebagai pendidik langsung Adam untuk mengajarkan beberapa nama.[1] Hal ini dijelaskan dalam al-Quran Surat al-Baqarah ayat 31.
zN¯=tæur tPyŠ#uä uä!$oÿôœF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÊÈ  
Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!"[2]

Jelas sekali bahwa manusia hidup di dunia ini membutuhkan pendidikan. Karena tanpa pendidikan hidup manusia akan tidak teratur bahkan bisa merusak sistem kehidupan di dunia. Hal ini terbukti dengan pendidikan Nabi Adam yang diterima langsung dari Tuhan.
Dalam Bahasa Indonesia kata pendidikan berangkat dari kata dasar didik yang mempunyai arti memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.[3] Karena kata tersebut mendapat imbuhan pe-an, maka pendidikan bermakna sebuah proses.
Pendidikan merupakan sebuah sistem yang mengandung aspek visi, misi, tujuan, kurikulum, bahan ajar, pendidik, peserta didik, sarana prasarana, dan lingkungan.[4] Di antara kedelapan aspek tersebut satu sama lainnya tidak bisa dipisahkan. Karena  aspek tersebut saling berkaitan sehingga membentuk satu sistem. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan adalah aspek pendidik atau guru.
Begitu besar peran pendidik dalam sebuah keberhasilan pendidikan, oleh karena itu seorang pendidik dituntut harus bisa mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Pendidik sebagai tonggak utama penentu keberhasilan untuk mencapai tujuan pendidikan, haruslah menyadari profesinya.  Sebagaimana dikeseharian, tugas formal seorang guru tidak sebatas berdiri di hadapan peserta didik selama berjam-jam hanya untuk mentransfer pengetahuan pada peserta didik. Lebih dari itu, guru juga menyandang predikat sebagai sosok yang layak digugu dan ditiru oleh peserta didik dalam segala aspek kehidupan, hal inilah yang menuntut agar guru bersikap sabar, jujur, dan penuh pengabdian. Sebab dalam konteks pendidikan, sosok pendidik mengandung makna model atau sentral identifikasi diri, yakni pusat anutan dan teladan bahkan konsultan bagi peserta didiknya.